Situasi perekonomian Indonesia
mengalami masa-masa sulit dalam beberapa hari terakhir. Setelah perlambatan
ekonomi di awal tahun, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
hingga anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro menuturkan, setiap kondisi yang berjalan tetap menjadi perhatian
pemerintah. Sehingga bisa dicarikan solusinya, baik dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang.
"Kita nggak bilang kita
baik-baik saja, tapi selalu melihat permasalahan dan mengatasinya. Termasuk
hari ini buat aturan yang bisa membantu," ungkapnya dalam konferensi pers
di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Bambang mengakui, respon
pelaku pasar keuangan sangat cepat bila terjadi permasalahan. Baik yang berasal
dari eksternal dan internal. Dari internal, pemerintah meyakinkan agar
pertumbuhan ekonomi tak turun lebih dalam.
Diketahui pada kuartal
I-2015, ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar 4,7%. Sampai dengan akhir tahun,
Bambang memperkirakan ekonomi tumbuh 5,4%. Meskipun masih lebih rendah dari
asumsi makro dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7%.
"Kita jaga supaya
pertumbuhan tak turun lebih dalam lagi, dan pastikan anggaran pencairannya
berjalan lancar, dan kita pastikan kalau ada lelang-lelang Surat Berharga
Negara (SBN) pembiayaan dalam kondisi baik," paparnya.
Untuk defisit transaksi
berjalan atau current account deficit (CAD) diproyeksikan akan
lebih rendah dari 2014 yang sebesar 2,9% terhadap PDB (produk domestik bruto).
Bambang menyebutkan rentang defisit pada 2,5%-2,8% pada akhir 2015.
"Itu sudah
memperhitungkan tambahan belanja infrastruktur. Karena impor baja itu sudah
turun. Jadi walupun secara volume naik, tapi harganya turun," sebut
Bambang.
0 comments:
Post a Comment